Sabtu, 22 Juni 2013

PENOLAKAN TEGAS DARI MAHASISWA ASAL MONI DAN MEE SELATAN TENTANG PEMEKARAN KABUPATEN baru DELEMA


PENOLAKAN TEGAS DARI MAHASISWA ASAL MONI DAN MEE SELATAN TENTANG PEMEKARAN KABUPATEN baru  DELEMA
Dalam mendirikan suatu pemekaran kabupaten tolak ukur merupakan  kematangan secara Sumber  Daya  Alam (SDA) dan  Sumber  Daya Manusia (SDM) yang mana harus dipahami oleh elit-elit politik. Boleh setiap anak atau generasi penerus daerah tentu mencari  pemekaran kabupaten terutama dalam beberapa bulan terakhir ini isu-isu  berkembang  yang dikatakan bahwa pemekaran yang terjadi di daerah MONI DAN MEE SELATAN yang disebut kabupaten DELEMA  ini tidak logis dan tidak masuk akal. Mengapa kami mahasiswa/I   peduli masyarakat moni dan mee selatan menilai  tidak wajar didirikan kabupaten di daerah kita karena banyak alasan diantaranya:
1.     Orang-orang yang ingin pemekaran kabupaten  delema karena kalah politik dari kabupaten induk diantaranya : Paniai,Intan Jaya dan Timika.
2.     Orang-orang mencari kepentingan pribadi
3.     SDA masih utuh dan belum disentu oleh siapa pun
4.     SDM masih kurang  dan disayangkan kalau sudah jadi kabupaten dalam menjalankan roda pemerintaan sangatlah susa dan pribumi siapa yang akan menjalankan tugas pemerintaan.
5.     Masyarakat belum menerima adanya pemekaran kabupaten di daerah mereka
6.     Dll
Pertimbangan-pertimbangan seperti diatas  sehingga kami mahasiswa/I asala Moni dan Mee Selatan mengimbaukan kepada siapa pun anda yang ingin mencari pemekaran baru lihatlah waktu-waktu kedepan  dalam kehidupan anak cucu/nasib anak-anak keesokan harinya  jangan ingat waktu sekarang untuk perut saja. Alam kita masih perawan  jadi janganlah anda menodainya kemudian berpikir positif sebelum menginjak/ pemekaran kabupaten. Apa bila saudara masih saja bertindak seenaknya dan ingin mau pemekaran baru  kami mahasiswa/I asal daerah moni dan mee selatan dengan TEGAS MENOLAK PEMEKARAN KAB. BARU dengan jaminan tanah adat suku , pohon,gunung, air masyarakat moni dan mee selatan.

Diposkan oleh : Melky Ricky Dimpauw
Surabaya 22/ juni 2013